Sigi, Respon Aktual - Pembanguan infrastruktur merupakan program nawacita pemerintah pusat. Sulawesi Tengah menjadi salah satu wilayah yang...
Sigi, Respon Aktual - Pembanguan infrastruktur merupakan program nawacita pemerintah pusat. Sulawesi Tengah menjadi salah satu wilayah yang sedang melaksanakan program tersebut.
Program ini prioritas pasca bencana untuk mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat yang sempat lumpuh akibat peristiwa gempa bumi, tsunami dan likuifaksi 2018 silam.
Satu dari sekian banyak infrastruktur yang sedang dibangun di Sulteng yakni rehabilitasi dan rekonstruksi ruas jalan non nasional di Kabupaten Sigi.
Progresnya pun sudah hampir rampung, dikisaran 85 persen memasuki minggu pertama di bulan desember tahun 2020 ini. Seperti yang dijelaskan Eko Prasetyo Galih PPK yang membawahi paket rehab rekon jalan non nasional saat dihubungi media ini.
Ruas jalan yang disasar kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat meliputi Segmen palupi-simoro. Ruas jalan ini masuk dalam kewenangan dinas bina marga provinsi sulawesi tengah termasuk ruas jalan Biromaru-Palolo sepanjang 2.16 kilometer yang sedang dalam proses penyelesaian.
Segmen terakhir yang digarap PT. Wasco-Sarana KSO ini adalah ruas jalan ke hunian tetap di desa Pombewe dengan panjang ruas jalan yakni 3.85 kilometer. Segmen ini masuk dalam kewenangan pemerintah kabupaten sigi.
Ketiga segmen ruas jalan ini terdampak cukup parah akibat gempa bumi beberapa tahun lalu.
Saat gempa terjadi, jalan di desa Jono tak bisa dilalui, rusak parah termasuk infrastruktur lain seperti sekolah, gedung pemerintahan, infrastruktur jaringan irigasi, mesjid, gereja bahkan rumah rumah penduduk rata dengan tanah dan hilang di telah bumi.
Kejadian dahsyat itu mengetuk hati dunia internasional, melalui berbagai bantuan pendanaan perlahan infrastruktur vital di bangun salah satunya paket kontrak rehabilitasi dan rekonstruksi jalan di kabupaten sigi saat ini.
Melalui pembiayaan Winrip Ibrd Loan paket ini terkontrak sejak 04 november tahun 2019. Hajatan mulia ini disegerahkan pelaksanaanya yang ditandai dengan menghamparkan aspal pada segmen Palupi Simoro disaksikan langsung wakil menteri pupr Jhon Wempi bersama Gubernur Sulteng dan Balai Pelaksana Jalan Nasional Sulawesi Tengah kala itu.
Kerusakan infrastruktur di sulteng seperti jalan dan jembatan sempat melumpuhkan kegiatan ekonomi masyarakat khususnya di Kabupaten Sigi saat itu.
Akses jalan menuju ke pusat pusat pertanian terputus, distribusi barang dan jasa ikut terdampak, tak banyak yang dapat dilakukan, ekonomi warga beberapa saat terpuruk, namun dengan sigapnya pemerintah, beban ekonomi masyarakat perlahan membaik sarana vital seperti jalan dan jembatan dikebut pembangunannya termasuk ruas jalan yang sedang ditangani pihak BPJN Sulteng di kabupaten sigi.
Kepala Bidang Pembangunan dan Pemeliharaan jalan Provinsi Sulawesi Tengah Asbudianto. ST. Msi dalam kesempatanya menjelaskan bahwa untuk menangani kerusakan jalan pasca bencana, pemerintah provinsi mengusulkan penangananya melalui kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
" Dana Pemprov tidak cukup untuk menangani ruas jalan yang rusak, kerusakannya cukup parah, tidak bisa ditangani setengah setengah, harus secara menyeluruh terhadap ruas jalan yang rusak, kalau kementerian dananya besar oleh karenanya Pemprov mengusulkan ke pupr untuk penangananya." Terang Asbudianto
Terkait pekerjaan jalan, Kepala Desa Jono Oge Mesak Ropiua. Spd yang dihubungi media ini 16/12/20 menjelaskan, jalan terdampak gempa di Sigi saat ini sudah dilakukan penanganan seperti pengaspalan dan pekerjaan drainase.
Jalan yang dulunya rusak parah kini sudah berkondisi baik, mewakili masyarakat kami mengucapkan terimakasih atas kepedulian pemerintah. Kini desa Jono ekonomi warganya mulai membaik, warga juga sudah banyak yang membangun tempat usaha.
Bergairahnya kembali ekonomi masyarakat tak lepas dari peran pelaksana jalan. Terang Mesak
Jalan merupakan sarana vital penghubung antar wilayah, membuka keterisolasian dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Penulis : Ilyas Imran